Pages

Jumat, 04 Juni 2010

tips dan Cara Bertahan Hidup di Hutan

Hutan, atau hutan hujan, yang subur, daerah hijau kehidupan yang penuh dengan segala bentuk dan ukuran. Mereka hanya mencakup sekitar 2 persen dari permukaan Bumi, tetapi hutan merupakan tempat hidup untuk 50 persen dari semua tumbuhan dan hewan. Tahukah anda bahwa dalam 4-persegi-mil (10-persegi-km) luas hutan tropis dapat berisi sebanyak 1.500 tanaman berbunga, 750 spesies pohon, 400 jenis burung dan 150 spesies kupu-kupu
Nah klo kalian suka pergi ke alam terbuka atau mungkin ke hutan dan Untuk bertahan hidup kita dapat memanfaatkan beraneka macam tumbuhan untuk bertahan hidup, tetapi berhati-hatilah dalam mengkonsumsinya, karena beberapa jenis tumbuhan dihutan mengandung racun yang berbahaa bagi tubuh kita.

Adapun tipsnya sebagai berikut:

-Hindari tumbuhan dengan buah berwarna putih atau kuning.
-Jangan memakan jamur liar sembarangan. Meskipun ada jamur yang layak dikonsumsi tetapi banyak juga jamur yang beracun, sehingga tidak sepadan resikonya.
-Hindari tumbuhan berduri.
-Jika buah yang di konsumsi terasa pahit dan berlendir jangan dimakan.
-Jauhi daun yang berwarna mengkilat.
- Hindari apa saja yang berbau seperti almond.
- untuk mengetahui jenis buah yang bisa dimakan lihatlah hewan contohnya monyet yang mengkonsumsi buah tersebut. Apabila ada hewan atau monyet yang memakan buah tersebut berarti buah tersebut aman dimakan.

Selain yang dilarang masih banyak yang bisa dikonsumsi seperti, pisang, mangga, ubi liar, tebu , pepaya dan kelapa. Kelapa merupakan sumber makanan yang baik di hutan.

2. Hewan berbahaya.

Dihutan anda dapat mengkonsumsi berbagai macam hewan untuk bertahan hidup dalam keadaan darurat di hutan. Meskipun begitu, hutan merupakan tempat bagi banyak hewan-hewan berbahaya antara lain harimau, babi hutan, kalajengking, ular berbisa, katak beracun dan lain-lain.
Serangga,merupakan sumber protein yang baik, lebih dari 1.400 jenis serangga dapat dikonsumsi diseluruh dunia. tetapi ada beberpa hal yang perlu diperhatikan untuk memilih serangga untuk dimakan:

- Jauhi serangga yang berwarna-warni
- Hindari serangga yang mempunyai duri tajam.
-Jangan memakan serangga yang berbulu karena dikhawatirkan memiliki bisa.

bila anda cukup kuat selain serangga anda dapat juga memakan cacing, rayap dan ulat untuk bertahan di hutan.

cara aman untuk memakan hewan di hutan adalah dengan berburu ikan

3. Air.

Hutan adalah tempat yang basah, Jika kaki anda basah untuk waktu yang lama, dikhawatirkan dapat mudah terserang infeksi akibat tidak higienisnya air. Usahakan kaki anda tetap kering selama mungkin. Usahakan agar anda memasak air sebelum dikonsumsi. tetapi bila tidak sempat dimasak ada beberapa cara untuk mengkonsumsi air secara aman.

-Daun yang besar bisa digunakan untuk mengumpulkan embun dan air hujan yang layak untuk diminum.
- batang bambu adalah salah satu tempat untuk mendapatkan air segar karena bambu dapat kita gunakan untuk mendapat air yang dapat kita minum..

4. Membangun tenda

Setelah bahan makanan sudah dapat diperoleh dan ditemukan maka langkah selanjutnya adalah membangun tenda darurat dihutan..




hal-hal yang perlu dipersiapkan saat membangun tenda, masukan kaskuser lainnya…
»»  READMORE...

Gunung Lawu


Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 [[Sura]] banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan.

Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (''basecamp''): Cemorokandang di [[Tawangmangu, Karanganyar|Tawangmangu]], Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di [[Sarangan, Plaosan, Magetan|Sarangan]], Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m.

Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.

Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.

Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.

Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.

Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4.
Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris).

Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya gag nguatin untuk pemula.

Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu.
»»  READMORE...

mahameru


Gunung Mahameru merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Mahameru mempunyai ketinggian setinggi 3,676 meter.
Gunung Mahameru merupakan gunung yang tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.676m dari permukaan laut dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif.
Gunung Mahameru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.


Gunung Mahameru juga dikenal dengan nama Gunung Semeru. Namun sebenarnya masih ada gunung lain yang bernama Gunung Semeru, yang berada di timur pulau jawa didekat gunung Argopuro. Mahameru merupakan gunung yang tertinggi di Pulau Jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3676m dpl dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif. Setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam dan pasir.
Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT.
Dilihat dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut yang sempurna, tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jongring Saloka, demikian nama kawahnya ini pada tahun 1913 dan tahun 1946 diisi suatu kubah kawah. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.
Gunung Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi: - Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda - Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai. - Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran. - Pertunbuhan lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.
Seperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
»»  READMORE...

Jumat, 23 April 2010

hari bumi 22 april

"Hari bumi merupakan komitmen untuk membuat / menjadikan kehidupanlebih
baik ,tidak hanya lebih besar dan cepat, juga merupakan langkah nyata bukan
solusi retorika belaka. Ini merupakan hari untuk menguji kembali etika /
tata susila kemajuan individu pada nilai nilai kemanusiaan. Ini merupakan
hari untuk menantang pimpinan pimpinan hukum dan pemerintahan yang berjanji
mengubah pada program program yang perlu perubahan jangka pendek. Hari ini
merupakan hari untuk mencari hari esok. 22April mencari kehidupan masa
depan yang berharga. 22April untuk menentukan hari esok.
(Environmental Teach-In Adventiseament, New York Times, Januari 18, 1970.)


SEJARAH HARI BUMI
(oleh Senator Gaylorfd Nelson)

Pada tahun sebelum hari bumi sulit bagi saya untuk memberikan kritik
lingkungan kepada pemerintah karena merupakan persoalan persoalan non
politik. Presiden, Kongres, tatanan kekuatan ekonomi negara dan pemberi
dana hampir tidak memperhatikan persoalan ini yang mana merupakan import
masukan yang mengejutkan bagi masa depan kami. Sudah jelas bahwa
bagaimanapun, kami memahami masalah ini juga termasuk masalah politik,
sehingga hal ini telah menjadi bagian dialog politik nasional, tetapi hanya
sedikit yang dicapai. Tantangan yang masih belum jelas adalah bepikir pada
kejadian dramatik yang menjadi perhatian nasional yaitu lingkungan.
Akhirnya pada tahun 1963 saya punya ide yaitu berpikir bahwa untuk
memasukkan lingkungan pada pusat perhatian politik yaitu cepat dan untuk
semua.

Ide ini mempengaruhi presiden Kennedy untuk memberikan pandangan secara
nasional pada persoalan ini dengan mengadakan perjalanan wisata pada
teman-teman konservasi, menterjemahkan atau memikirkan bahasa dramatik itu
dengan serius, kondisi yang memburuk pada lingkungan kami dan mengagendakan
untuk menangani masalah ini. Tidak hanya presiden saja yang mengadakan
perjalanan dan saya bangga pada akhirnya dengan masuknya masalah ini
menjadi agenda politik negara. Presiden senang dengan ide ini dan telah
mulai mengadakan perjalanan konservativnya di musim gugur 1963. Senator
Hubert, Humprey, Gene McCharty, Joe Clark dan saya menyertai perjalanannya
ke Pennsylnavia, Winconsin, dan Minessota. Ada beberapa alasan pada
perjalanan itu tidak mencapai apa yang diharapkan. Perjalanan itu tidak
berhasil membuat lingkungan menjadi persoalan politik nasional. Tetapi dari
sinilah akhirnya muncul ide dan berkembang menjadi "Hari Bumi". Walaupun
perjalanan presiden itu mengecewakan, saya berharap banyak ide tentang
lingkungan pada tingkat politik. Enam tahun sebelum ide "Hari Bumi" akhie
Juli 1969, ide itu muncul pada percakapan mengadakan perjalanan ke barat.

Pada akti itu ada kerusuhan di kampus-kampus saat perang Vietnam. Protes
banyak dilakukan di kampus-kampus menentang pemerintah. Pada penerbangan
dari Santa Barbara ke California/Berkley, saya membaca artikel tentang
"tracks-in"/pengajaran, dari sini tiba-tiba saya punya ide mengapa tidak
membentuk pengajaran nasional tentang lingkungan. Itulah aslinya Hari Bumi.

Saya kembali ke Washington awal Agustus, mulai mengumpulkan data untuk
kegiatan Hari Bumi, dan menyiapkan 50 surat kepada para gubernur dan
pimpinan-pimpinan untuk menjelaskan kejadian dan meminta untuk
memproklamasikan Hari Bumi. Saya mengirimkan artikel Hari Bumi kepada
akademi-akademi jurnalistik/majalah yang menjelaskan berbagai even dan
salah astunya ke Scholastic Magazine (Majalah Sekolah) yang dilanjutkan ke
sekolah-sekolah tinggi dan menengah.

Pada pidato yang diberikan di Seattle bulan September, saya mengumumkan
bahwa ada suatu pengajaran lingkungan nasional dimulai pada musim semi
1970. Tanggapan berkembang secara dramatik sekali. Telegram, telephone, dan
surat-surat menuangkan penyelidikan-penyelidikan menyeluruh di
negara-negara. Dengan menggunakan staf senat saya, saya menjalankan
aktivitas-aktivitas hari bumi keluar kantor saya. Menjelang bulan Desember,
perubahan-perubahan terjadi cepat sekali sehingga perlu didirikan kantor di
Washington untuk melayani aktivitas-aktivitas dan penyelidikan-penyelidikan
yang berhubungan dengan hari bumi.

Hari Bumi berhasil seperti apa yang saya harapkan. Tujuannya untuk
mendapatkan aktivitas nasional yangberhubungan dengan lingkungan yang bisa
berpengaruh mempengaruhi kebijaksanaan politik. Perkiraan ada 120 juta
orang yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. 10.000 anak-anak sekolah
tingkat menengah dan tingkat tinggi, 2.000 mahasiswa dan seribu masyarakat
yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Hal ini sungguh menjadi kegiatan yang menakjubkan. Manusia memelihara dan
Hari Bumi menjadi kesempatan pertama bagi orang-orang yang bergabung dalam
aktivitas nasional ini untuk menyampaikan pesan yang penting kepada
politikus-politikus yaitu pesan kepada mereka untuk bangkit dan melakukan
sesuatu. Hal ini dapat terlaksana karena spontanitas, dan tanggapan yang
baik pada pecinta lingkungan. Belum pernah ada kegiatan seperti ini
sebelumnya. Saat organisasi-organisasi itu berkembang baik di kampus,
ribuan even di sekolah-sekolah dan masyarakat tergerak sendiri sam[ai
tingkat bawah. Kita tidak punya banyak waktu dan kemampuan untuk
mengorganisasikan 10.000 sekolah tingkat menengah dan tinggi, dan seribu
masyarakat yang berpartisipasi. Mereka mengorganisasikan secara sederhana
sesuai dengan kemampuan mereka. Itulah yang menjadi tonggak Hari Bumi.

Jangan lupa, jika anda ingin mengubah negara untuk keputusan-keputusan yang
sulit tentang persoalan kebijakan politik, pecinta lingkungan merupakan
sumber kekuatan. Dengan anda apa saja dapat dilakukan. Jika anda ingin
merubah negara untuk kepentingan ekonomi, pikirkan diri anda dan generasi
anda yang akan datang. Saya yakin anda dapat melaksanakannya.
»»  READMORE...

Selasa, 16 Februari 2010

buwat anak cucu kita

Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21.


Febomena Alam akibat Pemanasan Global :
- Kebakaran hutan besar-besaran
- Situs purbakala cepat rusak
- Ketinggian gunung berkurang
- Satelit bergerak lebih cepat
- Hanya yang Terkuat yang Bertahan
- Pelelehan Besar-besaran
- Keganjilan di Daerah Kutub
- Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara
- Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi
- Peningkatan Kasus Alergi


jaga alam kita ya kawan......
»»  READMORE...
Bias cakrawala

Indah nian terangi maya pada

Penuh mesteri dari sang illahi

Langit yang membiru

Alam tersenyum manis

Sambut sinar sang mantari

Angin tiupkan kidung cinta

Buat alam semesta

Tapi…….

Manusia hanya bisa berkata cinta

Tak banyak yang mengerti

Makna dari sebuanh cinta

Hingga cemari udara

Dengan berbagai limbah dunia

Andai s...edikit saja meraka sadar

Betapa indahnya dunia dengan cinta

Tak akan ada perang

Tak akan ada bencana
»»  READMORE...

Sabtu, 06 Februari 2010

ALAM YANG MEMPESONA

»»  READMORE...

mojokerto-surabaya

»»  READMORE...
»»  READMORE...

Jumat, 05 Februari 2010

Mendaki gunung = menghargai hidup


Sedikit sekali orang yang bisa memahami keadaan seseorang atau keadaan sekitarnya, jika ia tidak terjun langsung atau mengalami apa yang dirasakan seseorang dalam kehidupannya. Pencinta Alam atau biasa disebut PA, itulah yang pertama kali orang katakan saat melihat sek...elompok orang – orang ini. Dengan ransel serat beban, topi rimba, baju lapangan, dan sepatu gunung yang dekil bercampur lumpur, membuat mereka kelihatan gagah. Hanya sebagian saja yang menatap mereka dengan mata berbinar menyiratkan kekaguman, sementara mayoritas lainnya lebih banyak menyumbangkan cibiran, bingung, malah bukan mustahil kata sinis yang keluar dari mulut mereka, sambil berkata dalam hatinya, “Ngapain cape – cape naik Gunung. Nyampe ke puncak, turun lagi…mana di sana dingin lagi, hi…!!!!!!!” Tapi tengoklah ketika mereka memberanikan diri bersatu dengan alam dan dididik oleh alam. Mandiri, rasa percaya diri yang penuh, kuat dan mantap mengalir dalam jiwa mereka. Adrenaline yang normal seketika menjadi naik hanya untuk menjawab golongan mayoritas yang tak henti – hentinya mencibir mereka. Dan begitu segalanya terjadi, tak ada lagi yang bisa berkata bahwa mereka adalah pembual !!!!! Peduli pada alam membuat siapapun akan lebih peduli pada saudaranya, tetangganya, bahkan musuhnya sendiri. Menghargai dan meyakini kebesaran Tuhan, menyayangi sesama dan percaya pada diri sendiri, itulah kunci yang dimiliki oleh orang – orang yang kerap disebut petualang ini. Mendaki gunung bukan berarti menaklukan alam, tapi lebih utama adalah menaklukan diri sendiri dari keegoisan pribadi. Mendaki gunung adalah kebersamaan, persaudaraan, dan saling ketergantungan antar sesama. Dan menjadi salah satu dari mereka bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi pandangan masyarakat yang berpikiran negative terhadap dampak dari kegiatan ini. Apalagi mereka sudah menyinggung soal kematian yang memang tampaknya lebih dekat pada orang – orang yang terjun di alam bebas ini. “Mati muda yang sia – sia.” Begitu komentar mereka saat mendengar atau membaca anak muda yang tewas di gunung. Padahal soal hidup dan mati, di gunung hanyalah satu dari sekian alternative dari suratan takdir. Tidak di gunung pun, kalau mau mati ya matilah…!!! Kalau selamanya kita harus takut pada kematian, mungkin kita tidak akan mengenal Columbus penemu Benua Amerika. Di gunung, di ketinggian kaki berpijak, di sanalah tempat yang paling damai dan abadi. Dekat dengan Tuhan dan keyakinan diri yang kuat. Saat kaki menginjak ketinggian, tanpa sadar kita hanya bisa berucap bahwa alam memang telah menjawab kebesaran Tuhan. Di sanalah pembuktian diri dari suatu pribadi yang egois dan manja, menjadi seorang yang mandiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Rasa takut, cemas, gusar, gundah, dan homesick memang ada, tapi itu dihadapkan pada kokohnya sebuah gunung yang tak mengenal apa itu rasa yang menghinggapi seorang anak manusia. Gunung itu memang curam, tapi ia lembut. Gunung itu memang terjal, tapi ia ramah dengan membiarkan tubuhnya diinjak – injak. Ada banyak luka di tangan, ada kelelahan di kaki, ada rasa haus yang menggayut di kerongkongan, ada tanjakan yang seperti tak ada habis – habisnya. Namun semuanya itu menjadi tak sepadan dan tak ada artinya sama sekali saat kaki menginjak ketinggian. Puncak gunung menjadi puncak dari segala puncak. Puncak rasa cemas, puncak kelelahan, dan puncak rasa haus, tapi kemudian semua rasa itu lenyap bersama tirisnya angin pegunungan. Lukisan kehidupan pagi Sang Maha Pencipta di puncak gunung tidak bisa diucapkan oleh kata – kata. Semuanya cuma tertoreh dalam jiwa, dalam hati. Usai menikmati sebuah perjuangan untuk mengalahkan diri sendiri sekaligus menumbuhkan percaya diri, rasanya sedikit mengangkat dagu masih sah – sah saja. Hanya jangan terus – terusan mengangkat dagu, karena walau bagaimanapun, gunung itu masih tetap kokoh di tempatnya. Tetap menjadi paku bumi, bersahaja, dan gagah. Sementara manusia akkembali ke urat akar di mana dia hidup. Ya, menghargai hidup adalah salah satu hasil yang diperoleh dalam mendaki gunung. Betapa hidup itu mahal. Betapa hidup itu ternyata terdiri dari berbagai pilihan, di mana kita harus mampu memilihnya meski dalam kondisi terdesak. Satu kali mendaki, satu kali pula kita menghargai hidup. Dua kali mendaki, dua kali kita mampu menghargai hidup. Tiga kali, empat kali, ratusan bahkan ribuan kali kita mendaki, maka sejumlah itu pula kita menghargai hidup. Hanya seorang yang bergelut dengan alamlah yang mengerti dan paham, bagaimana rasanya mengendalikan diri dalam ketertekanan mental dan fisik, juga bagaimana alam berubah menjadi seorang bunda yang tidak henti – hentinya memberikan rasa kasih sayangnya. Kalau golongan mayoritas masih terus saja berpendapat minor soal kegiatan mereka, maka biarkan sajalah. Karena siapapun orangnya yang berpendapat bahwa kegiatan ini hanya mengantarkan nyawa saja, bahwa kegiatan ini hanya sia – sia belaka, tidak ada yang menaifkan hal ini. Mereka cuma tak paham bahwa ada satu cara di mana mereka tidak bisa merasakan seperti yang dirasakan oleh para petualang ini, yaitu kemenangan saat kaki tiba pada ketinggian.
»»  READMORE...